Dhany Hamid : Potensi Besar OML, Dalam Menyukseskan Program Ketahanan Pangan

banner 120x600
Tokoh petani muda Blora, Dhany Hamid kunjungan kerja ke Dinas Pertanian Kabupaten Kerawang

Jateng, Tropongnews.com- Ketahanan pangan merupakan salah satu isu penting yang harus dihadapi oleh setiap negara, termasuk Indonesia. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan pangan dan ancaman krisis pangan global, penting bagi kita untuk mencari solusi yang efektif dalam menjamin ketahanan pangan.

Salah satu solusi yang ditawarkan adalah melalui partisipasi aktif masyarakat dalam menanam tanaman pangan di halaman rumahnya. Dan, Hal inilah yang membuat Dhany Hamid, seorang petani muda asal Kabupaten Blora, memberikan pandangannya terkait potensi besar organisasi masyarakat (ormas), media, dan LSM dalam menyukseskan program Ketahanan Pangan.

Menurutnya, jika setiap anggota organisasi memiliki kesadaran untuk menanam tanaman pangan di halaman rumahnya, ketahanan pangan akan lebih mudah terwujud.

“Saya melihat potensi besar dari ormas, media, dan LSM di Blora. Jika setiap anggota memiliki halaman yang ditanami cabai, terong, kangkung, maka ketahanan pangan bisa terwujud dengan nyata,” ucapnya. Minggu, (23/02/2024).

Selain itu, dirinya juga mengajak masyarakat untuk lebih fokus mendukung program pemerintah daripada terjebak dalam perpecahan dan konflik sosial.

“Kerja sama dan gotong royong menjadi kunci utama menuju Indonesia yang lebih maju. “Daripada saling caci maki dan berseteru, lebih baik kita bersama-sama mendukung program Pak Prabowo dan Mas Gibran demi Indonesia Emas 2045,” ungkapnya.

“Begitu pula dengan pemerintahan Mas Arief Rohman dan Budhe Rini di Blora, mari kita sukseskan tanpa gejolak dan persekusi,” ungkapnya kembali.

Ia, juga menyampaikan bahwa pentingnya Pertanian Sehat dan Pemanfaatan Pupuk Organik. Maka dari itu, sebagai petani muda mengingatkan pentingnya pertanian sehat dengan pemanfaatan pupuk organik atau kompos, yang lebih hemat dibanding pupuk kimia.

“Pupuk organik tidak hanya mengurangi biaya produksi tetapi juga menjaga keseimbangan lingkungan. Di lapangan, sejumlah petani mulai beralih ke metode pertanian modern seperti hidroponik dan aeroponik. Cara ini memungkinkan mereka bercocok tanam dengan lahan terbatas, tetapi tetap menghasilkan panen berkualitas tinggi,” terangnya.

Ia, juga tak menampik jika data Kementerian Pertanian menunjukkan bahwa produksi beras nasional masih mencukupi kebutuhan dalam negeri. Namun, ancaman krisis pangan global membuat Indonesia perlu meningkatkan cadangan pangan dan mengurangi ketergantungan pada impor.

“Dengan semangat gotong royong dan inovasi dalam pertanian, diharapkan ketahanan pangan di Indonesia dapat semakin kuat, sehingga masyarakat tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga produsen pangan yang mandiri,” bebernya.

Tentunya apa yang disampaikan petani muda ini bukan tanpa alasan, hal itu karena ketahanan pangan adalah tanggung jawab bersama yang membutuhkan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat.

Dengan memanfaatkan potensi yang ada dan menerapkan prinsip-prinsip pertanian sehat, kita dapat mencapai ketahanan pangan yang lebih kuat dan berkelanjutan. Mari kita jadikan semangat gotong royong dan inovasi sebagai pendorong utama dalam menyukseskan program ketahanan pangan di Indonesia.

Dan, ketahanan pangan juga menjadi salah satu program prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Dalam upaya mendukung program ini, peran masyarakat semakin ditekankan, terutama dalam menerapkan pola konsumsi beragam dan efisien dalam pemanfaatan bahan pangan.

Salah satu langkah strategis yang didorong pemerintah adalah diversifikasi pangan untuk mengurangi ketergantungan terhadap beras. Masyarakat dianjurkan mengonsumsi alternatif sumber karbohidrat seperti jagung, sagu, dan singkong guna memperkuatketahanan pangan nasional.

 

Penulis: Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *